Perjalanan Hidup Menuju Ridha Allah swt. Menyesuaikan diri dengan sunnah Rasulullah saw.

Sabtu, Februari 27, 2010

Diposting oleh Andika Hasan Ghozali

Kisah entang seorang pemuda yang sangat tampan, yang ikut jihad, dan selalu rajin melayani teman-temannya. Ketika pemuda itu sedang memasak, mendadak ia ketiduran. Saat komandan pasukan menengoknya, dia melihat pemuda tadi sedang tertawa dalam tidurnya. Ketika sang pemuda terbangun, komandannya menanyakan apa yang ia impikan dan mengapa ia tertawa?
Semula pemuda tadi tidak mau menjawab, namun setelah didesak diapun mau menjawab dengan syarat agar mimpi tersebut tidak diceritakan kepada orang lain. Dia pun bercerita, bahwa ia bermimpi masuk syurga, dan ia melihat bidadari yang sangat cantik datang menyabutnya. Namun tatkala ia akan menggapainya, bidadari itu berkata, “ Jangan sekarang wahai suamiku, tunggu sampai setelah dzuhur.”
“Kemudian aku terbangun…..” kata pemuda itu sambil malu-malu.
Ketika shalat Dzuhur dilaksanakan, peperanganpun terjadi. Pemuda tersebut bertekad mencari syahid dan berada di barisan terdepan. Pimpinannya sebenarnya merasa iba karena dia masih muda, dan memintanya supaya di belakang. Tetapi pemuda tersebut menolak dan nekat untuk tetap berada di depan. Maka, terjadilah sebuah peperangan yang sangat dahsyat.
Usai perang, sang komandan mencari pemuda tersebut di tengah-tengah sisa-sisa peperangan. Ketika ia berhasil menemuinya, ternyata pemuda tersebut dalam kondisi sakaratul maut. Melihat kedatangan sang komandan, pemuda tadi berkata, “Paman, sampaikan salam saya kepada ibu, san bilang bahwa nadzarnya telah diterima Allah. Saya sekarang telah mendapatkan si mardhiyyah sang bidadari, dan sampaikan salam saya kepada ibu saya, bawalah pakaian saya yang ada darahnya ini, agar ibuku yakin kalau nadzarnya telah diterima Allah SWT.”

Sumber: Indahnya Mati, Dr. Muh. Mu’inudinillah Basri, Lc., M.A.

0 komentar:

Posting Komentar